Pentas KPDYTC

     KPDYTC ini adalah pentas teater tahunan yang ditampilkan oleh BKM KRST Fakultas Psikologi. Hayo namanya penuh singkatan kan, wkwk. Jadi KRST ini singkatan dari Keluarga Rapat Sebuah Teater, sedangkan untuk KPDYTC adalah singkatan dari Kepada Yang Tercinta. Keren banget kann!! 

     Aku dulu saat SMA bergabung dalam ekskul teater, meskipun tidak bermain peran aku selalu bermain di musik. Musik yang dipakai di SMA ku dulu campuran dari tradisional dan modern, aku sendiri selalu mendapat bagian di musik tradisional, seperti slenthem, demung, saron, dan satu lagi alat musik pukul tapi bentuknya kecil tapi aku lupa namanya.
     Aku sendiri tidak bergabung dalam BKM KRST ini, tapi saat mengetahui KRST akan pentas aku ikut mendaftar di bagian musik. Tapi ternyata sangat jauh dari bayanganku, mereka hanya menggunakan alat musik modern. Saat diminta mencoba cajon aku tidak bisa. Dan terdamparlah aku di bagian make up :))

(Pada pentas KPDYTC tahun ini mengangkat judul Papan Permainan)

     Mengikuti latihan-latihan KRST ini sangat menarik bagiku, karena bisa mengamati bagaimana perkembangan latihan mereka meski aku kurang begitu paham. Dalam pentas ini sendiri ada yang bermain peran, ada juga yang bermain musik dan menyanyi sebagai iringan pentas, dan ada juga yang menari. Selain yang bermain langsung di panggung, dibalik layar ada juga yang menyiapkan kostum, make up, sutradara, dan lain sebagainya yang jauh lebih kompleks daripada teater SMA.
     Pada hari H aku membantu make up pemerannya, meski tidak banyak karena aku sendiri belum terampil. Tapi senang sekali bisa memberi kontribusi pada pentas ini. Saat acara berlangsung, banyak sekali pengunjung yang datang, aku pun ikut menonton dari barisan paling belakang. 

(Foto dulu sama pemerannya di ruang make up) 

(Btw kardus dan pouch itu isinya make up semua lohh wkwk)

     Pentas ini membahas perbedaan dan persamaan pada keluarga si kaya dan si miskin. Persamaannya bahwa mereka masing-masing mempunyai permasalahan, dan perbedaannya ada di permasalahan itu. Anak dari keluarga miskin marah ke ayahnya karena tidak bisa membelikan tas baru, padahal ayah itu sebenarnya sangat menyayangi dan perhatian ke anaknya hanya saja dia memang tidak punya cukup uang untuk membeli tas baru. Anak dari keluarga kaya marah-marah ke ayahnya yang selalu sibuk dan tidak bisa meluangkan waktu untuk bisa bersamanya, padahal setiap ayahnya pulang dari kunjungan ke luar negeri ayahnya selalu membawakannya barang-barang baru yang mahal tapi dia membuangnya karena tidak menginginkan hal itu.
      Ada pesan moral yang bisa aku ambil, entah ini sesuai dengan maksud awal pembuat naskah atau tidak. Pesan moral pertama, ini lebih untukku pribadi, adalah tidak perlu iri dengan kelebihan orang lain, tidak perlu merasa kita yang hidupnya paling susah, karena semua orang sebenarnya punya masalah masing-masing meskipun tidak ditampakkan. Pesan moral kedua, perbanyaklah bersyukur, karena apa yang kita dapat sejauh ini meskipun kita anggap kurang berharga, tapi sebenarnya itu merupakan sesuatu yang sangat diinginkan orang lain. Mungkin masih ada pesan moral lain yang ingin disampaikan tapi aku gagal memahaminya hehe..
     Secara keseluruhan pentas ini sangat bagus. Bahkan aku ikut dipanggil ke depan bersamaan dengan teman-teman lain yang mempersiapkan pentas ini, padahal aku baru bergabung di tengah kegiatan itupun aku tidak membantu banyak, aku senang sekali..! 
     Acara ini ditutup dengan penampilan band yang disambut antusias oleh semua yang hadir. Lampu yang dibuat remang-remang, lagu yang menggebu-gebu, ditambah ada yang memainkan balon sabun menjadikan acara malam itu sangat meriah dan menyenangkan. Aku mengapresiasi kerja keras semua orang yang menjadikan acara itu berhasil.

(Foto bareng beberapa pemain dan kru)

     Ditunggu pentas yang selanjutnya ;) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HaRi yaNg mEnyeNangKan

JaWabaN TeKa-tEki

#FUNFACT LM Psikologi 5