Yuk Support Tenaga Medis Hadapi Corona!

Temen-temen tahu ga apa aja masalah yang dialami tenaga medis dalam pandemi covid-19 ini? Ternyata banyak banget loh masalah, tantangan, tekanan, dan ancaman yang dihadapi tenaga medis. Berdasarkan beberapa literatur ternyata kondisi kesehatan mental tenaga medis sangat mungkin mengalami penurunan dalam kondisi ini. Diantara upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental tenaga medis sebagai garda terdepan, ternyata orang biasa seperti kita bisa loh membantu mereka. Yuk baca supaya kita bisa bersama-sama mendukung mereka! Oiya, akhir penjelasan ada juga poster supaya temen-temen lebih mudah memahami.


Kasus covid-19 semakin bertambah setiap harinya. Pandemi menempatkan para tenaga medis dalam situasi yang berat. Mereka bekerja di bawah tekanan ekstrem, membuat keputusan bagaimana menyeimbangkan kebutuhan fisik dan mental mereka dan pasien, serta bagaimana memberi perawatan maksimal pada pasien dengan sumber daya terbatas (Greenberg dkk, 2020). Mereka dihadapkan pada kekhawatiran tentang peralatan pelindung yang kurang dan pasien yang menolak bekerjasama dengan medis (Chen, 2020). Dilansir dari (IASC, 2020) tenaga medis memiliki faktor penyebab stres yang lebih daripada orang lain. Faktor tersebut adalah stigmatisasi terhadap orang yang menangani pasien covid-19 dan jenazahnya, langkah biosecurity yang ketat, tuntutan pekerjaan yang lebih tinggi akibat banyaknya pasien, semakin sulit mendapat dukungan sosial karena jadwal kerja padat dan adanya stigma, kurangnya kesempatan untuk melakukan perawatan dasar bagi diri sendiri, kurang informasi tentang paparan jangka panjang pada orang-orang yang terinfeksi covid-19, dan rasa takut akan menularkan covid-19 ke teman dan keluarga. Dampak psikososial akibat bencana covid-19 yang paling mungkin dialami tenaga medis adalah depresi (Cunsolo Willox dkk, 2012; Warsini dkk, 2014), panik dan stres (Jiloha, 2020). Naushad (2019) mengatakan petugas UGD, ICU, dan ruang isolasi memiliki risiko kesehatan mental lebih tinggi karena kontak langsung dengan pasien covid-19. Berdasarkan penjelasan di atas maka tenaga medis dituntut siap menghadapi dilema moral selama pandemi (Greenberg dkk, 2020) dan tetap waspada serta terus siap untuk menghadapi pandemi dalam periode lama (Jiloha, 2020). Oleh karena itu, saat ini penting untuk mempertahankan kesehatan mental tenaga medis guna mengendalikan covid-19 (Kang dkk, 2020; Xiang dkk, 2020).
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental tersebut, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh tenaga medis secara personal. Mereka perlu memahami bahwa wajar merasa tertekan maupun stres dalam situasi ini. Tenaga medis perlu menjaga diri mereka sendiri, serta mengelola kesehatan mental dan psikososial diri. Mereka bisa melakukan strategi pemecahan permasalahan yang paling sesuai berdasarkan pengalaman, dan tetap menjalin komunikasi digital dengan orang terdekat untuk mendapat dukungan sosial (WHO, 2020b). Untuk mengurangi kepanikan, stres, maupun gangguan lain, tenaga medis bisa mengurangi paparan media sosial (Jiloha, 2020) dengan hanya mencari informasi melalui WHO atau platform lain yang terpercaya untuk mendapat fakta (WHO, 2020a). Sedangkan untuk menjaga diri sendiri dan meningkatkan kesehatan mental, mereka bisa memanfaatkan waktu untuk yoga, meditasi, dan melakukan terapi musik atau seni (Jiloha, 2020). Tenaga medis perlu mengikuti pelatihan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja serta mengimplementasikannya. Mereka juga perlu memonitor diri, jika terjadi gejala mereka harus melaporkan kepada pimpinan dan mengisolasi diri. Selain itu mereka harus memberi tahu pimpinan jika mengalami gejala stres atau memerlukan intervensi kesehatan mental yang lain (WHO, 2020c).
Untuk membantu tenaga medis, pimpinan bisa memaparkan pekerjaan dan tantangan yang akan dihadapi sejak awal sehingga para tenaga medis dapat mempersiapkan diri (Greenberg, 2020). Dalam WHO (2020b) pimpinan perlu menjaga kesehatan mental para tenaga medis, memastikan mereka dapat mengakses layanan kesehatan mental dan psikososial, menjalin komunikasi yang baik dengan semua tenaga medis serta saling mendukung, dan memberi orientasi pada seluruh tenaga medis mengenai dasar Psychological First Aid (PFA). Pimpinan juga perlu memberi dukungan, memastikan tenaga medis mendapat istirahat cukup (WHO, 2020c), dan memastikan tidak ada stafnya yang terpapar virus (Ho, 2020). Pimpinan dapat membuat program intervensi PFA kepada tenaga medis sesuai saran American Psychological Association (Pappas, 2020), melakukan intervensi CBT dan MBT (Ho, 2020), atau membuat hotline bantuan psikologis untuk memberi bimbingan dan pengawasan pada tenaga medis dalam menyelesaikan permasalahan psikologis (Chen, 2020). Pimpinan juga dapat mengadakan pelatihan pengendalian covid sehingga mengurangi stres tenaga medis akibat ketakutan tidak dapat mengendalikan virus (Ho, 2020).
         Upaya lain dalam mengatasi kesehatan mental tenaga medis dapat dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat bisa memberi dukungan melalui hal-hal kecil, seperti menghormati dan mengakui kinerja tenaga medis dalam pandemi, menciptakan solidaritas bersama seperti memberi bantuan APD (WHO, 2020b), tidak menyembunyikan infeksi dan gejala saat diperiksa (Jiloha, 2020), dan memberi dukungan rutin kepada para tenaga medis (Greenberg, 2020).  












REFERENSI

JURNAL
Chen, Q., Liang, M., Li, Y., Guo, J., Fei, D., Wang, L., ... & Wang, J. (2020). Mental health care for medical staff in China during the COVID-19 outbreak. The Lancet Psychiatry7(4), e15-e16.
Cunsolo Willox, A., Harper, S. L., Ford, J. D., Landman, K., Houle, K., & Edge, V. L. (2012). “From this place and of this place:” Climate change, sense of place, and health in Nunatsiavut, Canada. Social science & medicine75(3), 538-547.
Greenberg, N., Docherty, M., Gnanapragasam, S., & Wessely, S. (2020). Managing mental health challenges faced by healthcare workers during covid-19 pandemic. BMJ368. doi: 10.1136/bmj.m1211
Ho, C. S., Chee, C. Y., & Ho, R. C. (2020). Mental health strategies to combat the psychological impact of COVID-19 beyond paranoia and panic. Ann Acad Med Singapore49(1), 1-3.
Inter-Agency Standing Comittee. (2020). Catatan Tentang Aspek Kesehatan Jiwa dan Psikososial Wabah COVID-19 versi 1.0
Jiloha, R. C. (2020). COVID-19 and Mental Health. Epidemiology International (E-ISSN: 2455-7048)5(1), 7-9. DOI: https://doi.org/10.24321/2455.7048.202002
Kang, L., Li, Y., Hu, S., Chen, M., Yang, C., Yang, B. X., ... & Chen, J. (2020). The mental health of medical workers in Wuhan, China dealing with the 2019 novel corona virus. The Lancet Psychiatry7(3), e14. DOI: https://doi.org/10.1016/S2215-0366(20)30047-X
Naushad, V. A., Bierens, J. J., Nishan, K. P., Firjeeth, C. P., Mohammad, O. H., Maliyakkal, A. M., ... & Schreiber, M. D. (2019). A systematic review of the impact of disaster on the mental health of medical responders. Prehospital and disaster medicine34(6), 632-643.
Warsini, S., Buettner, P., Mills, J., West, C., & Usher, K. (2014). The psychosocial impact of the environmental damage caused by the MT Merapi eruption on survivors in Indonesia. EcoHealth11(4), 491-501.
World Health Organization. (2020b). Mental health and psychosocial considerations during the COVID-19 outbreak, 18 March 2020 (No. WHO/2019-nCoV/MentalHealth/ 2020.1). World Health Organization.
World Health Organization. (2020c). Coronavirus disease (COVID-19) outbreak: rights, roles and responsibilities of health workers, including key considerations for occupational safety and health, 18 March 2020.
Xiang, Y. T., Yang, Y., Li, W., Zhang, L., Zhang, Q., Cheung, T., & Ng, C. H. (2020). Timely mental health care for the 2019 novel coronavirus outbreak is urgently needed. The Lancet Psychiatry7(3), 228-229. DOI:https://doi.org/10.1016/S2215-0366(20)30046-8
WEB RESMI
Pappas, S. (2020, April 20). Quickly Calming Distress and Improving Mental Health. Diakses dari https://www.apa.org/topics/covid-19/distress-mental-health
World Health Organization. (2020a). Coronavirus Disease (COVID-19) Pandemic. Diakses dari https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HaRi yaNg mEnyeNangKan

JaWabaN TeKa-tEki

#FUNFACT LM Psikologi 5